Cerita di Balik Gedung Suge, Sebuah Saksi Bisu Kejayaan Dinasti Gouw yang Terlupakan

Sejarah Gedung Suge diceritakan oleh Gouw Kwan Lin dengan nada fasih. Itu adalah alamat sebuah bangunan tua. 50 Cianjur. Menurut pria kelahiran 1946 ini, Gedung Suge sebenarnya berasal dari nama kakeknya, Gouw Soe Gwee, seorang pengusaha terkemuka di Cianjur pada tahun 1920-an.

Pria yang memiliki nama Indonesia Krisna Ganda Soegita itu menuturkan, rumah kakeknya dinamakan Gedung Suge karena lidah masyarakat Cianjur belum terbiasa dengan nama tersebut.

Krisna adalah keturunan dari Gouw Soe Gwee dan istrinya. Ia merupakan putra ketiga dari Soe Gwee-Giok Nio bernama Gouw Tek Lan alias Trisna Loekita. Ketika salah satu leluhur mereka bernama Gouw Ak Wan aktif di Cianjur, mereka adalah keluarga bisnis.

Soe Gwee adalah seorang pengusaha. Usahanya menjual makanan dan minuman kepada orang-orang Belanda sukses. Karena keberhasilan itu, ia mampu mempercantik rumah dan tokonya yang dibangun Ak Wan pada tahun 1908, agar terlihat lebih bergaya Cina-Eropa.

Ia dibesarkan dalam gaya pendidikan Eropa dan menyukai hal-hal Eropa. Ia banyak bersosialisasi dengan sesama anak Tionghoa dari kalangan atas maupun anak-anak pejabat Hindia Belanda yang bertugas di Cianjur.

Pengelola Museum Bumi Ageung Cianjur mengaku lebih suka berbahasa Belanda ketimbang Melayu atau Tionghoa dalam kehidupan sehari-hari.

Asosiasi Soe Gwee memastikan bisnisnya berjalan lancar. Cianjur hanya salah satu bagian dari pasokan barang dagangan. Ini jauh ke dua tempat.

Di daerah terpencil, pengurus dan pimpinan perkebunan sering mengunjungi toko Soe Gwees untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.

Sayangnya, di puncak kesuksesan itu, Soe Gwee tiba-tiba meninggal dunia pada 26 Januari 1935 dalam usia lima puluh satu tahun. Empat putranya mengambil alih bisnis keluarga. Mereka sepakat untuk menyerahkan bisnis dalam perkembangan lebih lanjut.

Di bawah Tek Lan, bisnis kembali berjalan baik hingga peristiwa kerusuhan ras terjadi di Cianjur pada tahun 1963. Sasaran amukan adalah Toko Suge. Bisnis dinasti Gouw hancur karena penjarahan.

Tek Lan sedang membangun kembali kerajaan bisnisnya setelah kejadian itu. Ia beralih ke bisnis material karena merasa perdagangan di bidang makanan dan minuman sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman.

Bisnis material berjalan dengan baik. Meski tak bisa menandingi kesuksesan mereka di bidang makanan dan minuman, Toko Suge masih cukup untuk menghidupi keluarga Gouw.

Hingga awal tahun 1990-an, Toko Suge tetap eksis dengan menempati gedung yang dirintis oleh Gouw Ak Wan dan Gouw Soe Gwee. Krisna memindahkan bangunan di seberang toko Suges karena kondisinya.
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال